Captopril merupakan obat tekanan darah tinggi yang banyak digunakan di Indonesia. Obat ini memiliki banyak manfaat positif yang akan dibahas pada tulisan ini, namun ada beberapa hal yang perlu jadi catatan penting sehingga penggunaannya bisa optimal dalam mencapai tujuan pengobatan yang diharapkan.
Sejarah ditemukannya ACE inhibitors dimulai pada tahun 1970-an. Saat itu, dokter dan peneliti di Universitas Liverpool di Inggris sedang mencari obat untuk mengobati hipertensi yang bekerja dengan cara yang berbeda dari diuretik yang sudah ada. Mereka menemukan bahwa enzim ACE memainkan peran penting dalam mengatur tekanan darah dan mulai mengembangkan obat yang dapat menghambat aktivitas enzim tersebut. Captopril adalah obat golongan ACE inhibitors yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981. Obat ini menjadi dasar dari seluruh kelas ACE inhibitors yang ada saat ini. Penelitian yang menemukan bahwa Captopril bermanfaat dalam menurunkan kesakitan dan kematian pada hipertensi adalah “The Captopril Prevention Project (CAPPP)”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1980-an dan meneliti efek Captopril pada pasien dengan hipertensi dan faktor risiko kardiovaskular lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Captopril efektif dalam menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Pasien yang diberikan Captopril juga memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang diberikan plasebo. Perbedaan yang signifikan dalam hal ini terlihat dari jumlah pasien yang mengalami kejadian kardiovaskular serius seperti serangan jantung, stroke dan kematian. Captopril juga diuji dalam beberapa penelitian lain seperti “The Survival and Ventricular Enlargement Trial (SAVE)” dan “The Acute Infarction Ramipril Efficacy (AIRE)” yang menemukan bahwa obat ini efektif dalam menurunkan risiko kematian pada pasien dengan infark miokard dan pasien dengan gagal jantung. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Captopril memiliki manfaat yang signifikan dalam menurunkan kesakitan dan kematian pada hipertensi dan kondisi kardiovaskular lainnya. Perbedaan yang signifikan dari penggunaan captopril dibanding plasebo sangat terlihat pada jumlah pasien yang mengalami kejadian kardiovaskular serius seperti serangan jantung, stroke dan kematian. Hal ini menunjukkan bahwa Captopril efektif dalam menurunkan risiko komplikasi yang serius pada pasien dengan hipertensi dan kondisi kardiovaskular lainnya. Dalam penelitian CAPPP, Captopril juga ditemukan dapat menurunkan proteinuria (perlekatan protein dalam urine) pada pasien dengan hipertensi dan mengurangi kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh hipertensi. Ini menunjukkan bahwa Captopril tidak hanya efektif dalam menurunkan tekanan darah, tetapi juga memiliki efek protektif pada organ target seperti ginjal. Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan pada Captopril menunjukkan bahwa obat ini efektif dalam menurunkan kesakitan dan kematian pada hipertensi dan kondisi kardiovaskular lainnya. Hal ini menyebabkan Captopril menjadi salah satu pilihan utama dalam pengobatan hipertensi dan kondisi kardiovaskular lainnya sampai saat ini. Captopril adalah obat golongan ACE inhibitors yang digunakan untuk mengobati hipertensi dan beberapa kondisi kardiovaskular lainnya. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat aktivitas enzim angiotensin-converting enzyme (ACE) yang berperan dalam mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah. Captopril termasuk obat golongan short-acting. Kadar tertinggi dalam darah dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah dikonsumsi dan efeknya akan berkurang setelah 6-12 jam. Artinya dosis harus diberikan secara teratur setidaknya 2-3 kali sehari untuk mendapatkan efek yang optimal. Beberapa faktor seperti perbedaan pada tiap individu, dosis yang digunakan, dan interaksi dengan obat lain dapat mempengaruhi waktu paruh obat ini. Efek samping yang paling umum dari captopril adalah batuk, yang dapat terjadi pada sekitar 10-20% pasien yang mengonsumsi obat ini. Batuk yang disebabkan oleh captopril biasanya muncul dalam beberapa hari setelah pasien mulai mengonsumsi obat, dan dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Batuk yang disebabkan oleh captopril dapat dibedakan dari batuk lainnya dengan beberapa cara:
Semoga artikel ini bermanfaat. |
PenulisArtikel di website ini dituliskan tim marketing dan juga oleh para dokter di Klinik Kiera diwaktu luangnya, Semoga bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan Archives
June 2024
|