Minggu lalu ada pasien saya datang untuk kontrol kemudian beliau bercerita, "Dok 2 minggu lalu saya dirawat, saya sempat dibawa kesini, tapi karena penuh akhirnya saya dibawa ke RS Dustira." Mendengar berita itu saya kaget karena setahu saya ibu ini kondisinya stabil, sudah kontrol kurang lebih 3 tahun tidak pernah dirawat karena penyakit jantungnya. Saya tanya kembali, "Kok bisa bu, selama ini kan ibu baik-baik saja?" Jawab ibu itu: "Ya dok, minggu lalu saya dirumah dapat telepon (dari nomor tidak dikenal), katanya anak saya ditahan polisi, minta uang 1.5 juta kalau ngga anak saya bakalan dipenjara. Mendengar kabar itu saya langsung kumat dan pingsan. Saya dibawa keluarga kesini, tapi penuh, akhirnya dibawa ke RS Dustira, dirawat selama seminggu, katanya serangan jantung ulang."
Kisah yang dialami ibu ini mengingatkan kita bahwa dengan riwayat penyakit kardiovaskular yang stabil, berpotensi dapat kembali mengalami serangan jantung ketika dihadapkan pada stress emosional yang berat. Pengalaman trauma atau stres akut seperti menerima kabar buruk secara tiba-tiba, termasuk melalui telepon, bisa memicu respons "fight or flight" tubuh. Respons ini mengakibatkan pelepasan hormon adrenalin secara mendadak, yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah dan detak jantung. Kondisi ini menambah beban kerja jantung dan dapat memicu serangan jantung, terutama pada individu yang memiliki faktor risiko kardiovaskular. Pasien dalam cerita di atas sudah mengalami serangan jantung sebelumnya dan untuk mengurangi risiko serangan ulang, beliau harus mengonsumsi sejumlah obat-obatan untuk mengendalikan faktor risiko yang dimilikinya seperti hipertensi, kolesterol tinggi. Obat-obatan tersebut bertujuan untuk menstabilkan kondisi kesehatan dan mencegah terjadinya serangan ulang. Namun, walaupun pengobatan dilakukan secara rutin, risiko untuk kembali mengalami serangan jantung tetap ada, apalagi jika pasien dihadapkan pada stres emosional yang berat. Saya sendiri pernah mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal, saat itu penelepon bilang kalau teman saya, sesama dokter spesialis jantung sedang terlilit hutang. Penelepon bicara panjang lebar soal upaya beliau menagih hutang ke teman saya itu tapi tidak berhasil, akhirnya dia minta sejumlah uang karena katanya saya yang menjamin teman saya tersebut. Saya tentunya tidak percaya dengan penelepon itu, langsung hang-up dan blokir nomornya. Tidak lama berbagai nomor tidak dikenal menghubungi saya, dan semuanya saya blokir. Setelah itu saya tanya langsung ke teman saya, "Apa betul ikutan pinjol?" Jawabnya, "Kartu kredit saja saya tidak punya. Apalagi pinjol," - dan saya tentunya percaya beliau dibanding orang tidak dikenal. Semenjak saat itu saya tidak lagi angkat nomor tidak dikenal. Penting untuk pasien dan keluarganya untuk waspada terhadap modus penipuan yang dapat menimbulkan stres emosional. Mengangkat telepon dari nomor yang tidak dikenal bisa saja membawa kabar buruk atau bahkan kabar palsu yang dapat memicu stres. Dalam era digital saat ini, pelaku kejahatan sering kali menggunakan teknik penipuan melalui telepon untuk memanipulasi emosi korban. Oleh karena itu, sangat penting untuk memverifikasi informasi sebelum merespons secara emosional. Untuk mencegah scam telepon, berikut tips yang mungkin bermanfaat untuk anda: 1. Jangan jawab panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Jika itu penting, mereka akan meninggalkan pesan. Jika pesan-nya muncurigakan, jangan balas, langsung blok saja. 2. Jangan berbagi informasi pribadi melalui telepon, terutama dengan panggilan yang tidak dikenali. 3. Hati-hatilah dengan panggilan dari pihak yang mengklim dari sebuah institusi atau lembaga yang terkenal. Verifikasi identitas mereka dengan menghubungi nomor resmi dari lembaga atau institusi tersebut. 4. Jangan terlibat dalam percakapan yang panjang dengan panggilan yang tidak dikenal dan mencurigakan. Hang up segera dan blok 5. Gunakan aplikasi atau layanan blokir nomor telepon untuk memfilter nomor tidak dikenal yang dilaporkan pengguna lain sebagi penipu / sales. 6. Jangan pernah mengirim uang atau memberikan informasi kartu kredit ke panggilan yang tidak dikenali. 7. Edukasi diri dan orang-orang terdekat Anda tentang scam telepon yang umum. 8. Lapor pihak yang berwajib jika anda menduga menjadi korban penipuan Semoga informasi yang disampaikan bermanfaat dan semoga anda sekeluarga selalu dalam keadaan sehat. Jika berkenan mohon di share ya. Terimakasih. - EPW, 9/3/24 |
PenulisArtikel di website ini dituliskan tim marketing dan juga oleh para dokter di Klinik Kiera diwaktu luangnya, Semoga bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan Archives
June 2024
|