Sejarah penyakit jantung di dunia dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno, di mana gejala-gejala seperti sesak napas dan nyeri dada dicatat dalam teks-teks medis kuno. Penyakit jantung di zaman Mesir kuno dicatat dalam teks-teks medis kuno yang ditemukan. Dalam teks-teks tersebut, gejala-gejala seperti sesak napas dan nyeri dada dikenali sebagai gejala dari penyakit jantung. Dalam teks-teks medis kuno Mesir, penyakit jantung dikenal dengan istilah "beset" atau "bes". Penyakit ini diyakini disebabkan oleh gangguan dalam "sekhem" atau "heka", yang merupakan konsep dalam mitologi Mesir yang mengacu pada energi vital atau daya magis yang diyakini memelihara kesehatan tubuh. Teks-teks medis kuno Mesir juga menyebutkan beberapa pengobatan untuk penyakit jantung, seperti pengobatan tumbuhan herbal, rempah-rempah dan pengobatan dengan obat-obatan berupa minyak esensial.
Seperti Mesir kuno, Yunani kuno juga mengenali gejala-gejala seperti sesak napas dan nyeri dada sebagai gejala dari penyakit jantung. Dokter Yunani kuno seperti Hippocrates dan Galenus menyebutkan beberapa penyakit jantung dalam karyanya, seperti "angina pectoris" atau nyeri dada yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung. Mereka juga menyebutkan beberapa pengobatan untuk penyakit jantung, seperti pengobatan herbal dan pengobatan dengan obat-obatan. Hippocrates, yang dianggap sebagai "Bapak Kedokteran" dalam tradisi Yunani, menyatakan bahwa gaya hidup sehat dan pengobatan herbal dapat membantu dalam mencegah dan mengobati penyakit jantung. Ia juga menyatakan bahwa diet yang sehat dan olahraga yang cukup dapat membantu dalam menjaga kesehatan jantung. Galenus, seorang dokter Yunani yang hidup pada abad ke-2, juga menyebutkan beberapa pengobatan untuk penyakit jantung, seperti pengobatan dengan obat-obatan seperti digitalis (sejenis tumbuhan) dan pengobatan dengan tumbuhan seperti daun willow. Beberapa dokter dari peradaban Yunani dan Muslim kuno, mempelajari auskultasi jantung. Saat ini Auskultasi adalah teknik mendengarkan suara jantung dengan menggunakan stetoskop, tapi dahulu eknik auskultasi jantung dilakukan dengan menggunakan telinga dengan menempatkan telinga mereka di atas dada pasien untuk mendengar suara jantung. Dokter Yunani kuno seperti Galenus dan Hippocrates menyebutkan tentang auskultasi jantung, begitu pula dokter muslim seperti Rhazes, Avicenna, dan Averroes membahas auskultasi jantung dalam karya-karya mereka. Auskultasi jantung digunakan untuk mendeteksi masalah jantung seperti murmur (suara tambahan pada jantung) dan aritmia (denyut jantung yang tidak teratur). Perkembangan modern dalam pengobatan dan diagnosis penyakit jantung dimulai sekitar abad ke-19. Pada tahun 1816, seorang dokter Inggris bernama John Hilton menjelaskan konsep "angina pectoris" atau nyeri dada yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung. Pada tahun 1856, seorang dokter Perancis bernama Etienne-Louis Arthur Fallot menjelaskan gejala-gejala tetralogi Fallot, yang merupakan salah satu jenis kelainan jantung bawaan. Selanjutnya, pada tahun 1907, seorang dokter Amerika bernama James B. Herrick menjelaskan gejala-gejala yang dikenal sebagai sindrom Herrick, yang merupakan tanda-tanda awal dari aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah jantung akibat penumpukan lemak). Kemudian pada tahun 1912, seorang dokter Jerman bernama Franz Boll menjelaskan gejala-gejala yang dikenal sebagai sindrom Boerhaave, yang merupakan gejala dari infark miokard (serangan jantung). Perkembangan teknologi modern seperti ekokardiografi, angiografi, dan tomografi jantung yang dikembangkan pada tahun 1950-an dan 1960-an memungkinkan untuk diagnosis yang lebih akurat dan pengobatan yang lebih efektif untuk penyakit jantung. Saat ini, serangan jantung dianggap sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia. Salah satu penelitian skala besar pertama yang mengenai penyakit jantung adalah Framingham Heart Study, yang dimulai pada tahun 1948 di Framingham, Massachusetts, Amerika Serikat. Penelitian ini difokuskan pada faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit jantung, seperti hipertensi, kolesterol, merokok, dan gaya hidup. Para peserta dalam penelitian ini adalah warga Framingham yang berusia 30-62 tahun yang sehat saat masuk penelitian. Mereka diikutkan dalam pemeriksaan kesehatan rutin setiap 2 tahun selama periode penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling berhubungan dengan penyakit jantung adalah hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, dan obesitas. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor risiko tersebut dapat dikurangi melalui perubahan gaya hidup seperti mengontrol tekanan darah, mengendalikan kadar kolesterol dalam darah, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal. Hasil dari penelitian ini sangat penting dalam pengembangan pengobatan dan pencegahan penyakit jantung, dan telah memberikan kontribusi besar dalam memahami faktor risiko dan mekanisme penyakit jantung. Penelitian ini masih berlanjut hingga saat ini dan telah menjadi salah satu penelitian kesehatan yang paling lama dan terkenal di dunia. Setelah hasil dari Framingham Heart Study diterapkan oleh pemerintah di berbagai belahan dunia, terdapat peningkatan dalam usia harapan hidup masyarakat. Hal ini karena penerapan rekomendasi dari penelitian tersebut, seperti perubahan gaya hidup seperti mengontrol tekanan darah, mengendalikan kadar kolesterol dalam darah, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal, telah membantu dalam mencegah dan mengurangi risiko penyakit jantung. Di Amerika Serikat, usia harapan hidup pada tahun 1948 saat Framingham Heart Study dimulai adalah 68 tahun, dan saat ini usia harapan hidup mencapai 78 tahun. Di negara-negara lain seperti Inggris, Jepang, dan Kanada, juga terjadi peningkatan yang serupa dalam usia harapan hidup. Penelitian-penelitian lain juga mendukung hasil dari Framingham Heart Study bahwa perubahan gaya hidup yang dianjurkan dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup. Beberapa studi menunjukkan bahwa menerapkan gaya hidup sehat sejak dini dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 80%. Penyakit jantung sudah ada dari sejak dimulainya peradaban manusia, tapi kemajuan sesungguhnya yang mampu membawa perubahan signifikan dalam kehidupan manusia baru mulai didapat dalam kurun waktu 1 abad terakhir. Seiring dengan banyaknya temuan baru di bidang ini, kesehatan dan usia harapan hidup masyarakat juga diharapkan akan terus meningkat. |
PenulisArtikel di website ini dituliskan tim marketing dan juga oleh para dokter di Klinik Kiera diwaktu luangnya, Semoga bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan Archives
June 2024
|